Wakil Walikota Serang Nana Suryana mengatakan, sebelum dipecah struktur DPU sangat gemuk sehingga beban kerjanya tinggi. “Nah, dengan memerhatikan kondisi umum serta karakteristik Kota Serang, ketersediaan SDM (sumber daya manusia-red), analisa besaran organisasi perangkat daerah, dan analisa beban kerja, kami menilai DPU perlu dimekarkan menjadi dua dinas,” jelas Nana didampingi Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Serang Akhmad Benbela seusai rapat paripurna penetapan bersama terhadap Raperda tentang Perubahan Kedua atas Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Serang, di gedung DPRD Kota Serang, Selasa (13/12).
Nana mengatakan, berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah, DPU kini terdiri atas Sekretariat, Bidang Sumber Daya Air, Bidang Bina Marga, Bidang Cipta Karya, UPT Laboratorium dan Peralatan, serta kelompok jabatan fungsional. Sementara, Dinas Tata Kota terdiri atas Sekretariat, Bidang Penataan Ruang, Bidang Perumahan dan Permukiman, Bidang Kebersihan, UPT Pemadam Kebakaran, serta kelompok jabatan fungsional.
“Dari pemekaran DPU, diharapkan potensi dan karakteristik wilayah Kota Serang yang strategis dapat berkembang, baik penanganan masalah, maupun perspektif pembangunan yang akan datang dapat lebih meningkat, sehingga peran Kota Serang sebagai ibukota Provinsi Banten dapat diemban dengan baik,” harapnya.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Serang Akhmad Benbela mengatakan, dengan adanya satu dinas baru maka akan ada empat pejabat eselon III yang akan diangkat menjadi eselon II. Mereka akan menggantikan tiga pejabat yang pensiun tahun ini, termasuk Nana Suryana, yang menjabat Wakil Walikota, serta kepala Dinas Tata Kota.
Meski demikian, lanjut dia, Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) telah mengusulkan 12 pejabat eselon III untuk dipromosikan menjadi eselon II ke Gubernur Banten, sejak pekan lalu. “Dari 12 pejabat itu, akan dipilih empat pejabat,” ungkapnya.
Menurut Benbela, untuk Kepala DPU dan Kepala Dinas Tata Kota, yang paling tepat pejabat eselon III dari DPU. Mereka telah terbina sejak awal dan kinerjanya sudah diketahui Wakil Walikota Nana.
Benbela memastikan, sesuai instruksi pimpinan bahwa pelantikan pejabat harus dilakukan bulan ini. “Lebih tepatnya setelah laporan pertanggungjawaban dan sebelum dimulainya anggaran 1 Januari mendatang, sehingga pada 1 Januari kepala dinas definitif sudah ada,” ungkapnya.
Kata dia, selain eselon III yang akan dipromosikan menjadi pejabat eselon II, BKD membutuhkan dua pejabat eselon III-A dan enam pejabat eselon III-B. (nna/yes/ags)
SERANG, (KB).-
Diduga akibat hubungan arus pendek listrik (korsleting ), sebuah ruang guru SDN Kaloran terbakar. Selain mebeler, ratusan rapot siswa di SDN tersebut ludes. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
“Tidak hanya rapot ratusan siswa yang terbakar, tetapi ratusan buku yang baru dikirim dari pemerintah pusat. Selain itu, buku sejumlah perangkat olah raga untuk praktik siswa yang juga baru dikirim dari Jakarta terbakar,” ujar seorang guru SDN Kaloran, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Awaludin, Kamis (6/4).
Ia mengatakan, mebeler yang terbakar di ruang tersebut, yakni lima lemari berisi berbagai dokumen, 10 meja guru, dan sebuah televisi. Paling merugikan akibat kebakaran tersebut, yakni hangusnya peralatan olah raga dan perpustakaan, karena nilainya cukup mahal.
“Akibat kebakaran ini, kami memprediksi kerugian kurang lebih mencapai Rp100 juta,”kata awal.
Menurut Awal, selain pihak sekolah, akibat kebakaran ini kerugian dialami kelas jauh Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT). Pasalnya, selama menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar kelas jauh, kebetulan pengurus UMT juga menyimpan berbagai dokumen. Termasuk ijazah sejumlah mahasiswa di ruang guru tersebut.
“Kebakaran terjadi dini hari, namun belum ada yang tahu tepatnya asal api mulai membakar ruang guru tersebut. Hanya pada pukul 02.00 WIB ada warga yang melihat, tetapi api sudah membesar. Setelah warga melihat kejadian tersebut, warga langsung melaporkan ke pemedam kebakaran,” katanya.
Kesulitan
Saat dikonfirmasi, Kepala UPT Damkar Kota Serang, Uba Agus M mengatakan, hingga saat ini penyebab kebakaran tidak diketahui. Untuk menyelidiki penyebab kebakaran kesulitan karena api sangat besar. Dalam kebakaran itu Pemadam Kebakaran Kabupaten Serang menerjunkan sebuah mobil pemadam kebakaran berukuran besar, sebuah mobil pemadam kebakaran berukuran kecil, dan sebuah ambulans.
"Kami diberi kabar sekitar pukul 03.10 WIB, lima menit kemudian kami datang ke lokasi, dan hanya membutuhkan 15 menit kami akhirnya bisa memadamkan api dengan mengerahkan 15 personel dari kabupaten, dan tiga personel dari Kota Serang," ujarnya. (H-39)***
Kepala UPT Damkar Dinas Tata Kota Kota Serang Uba Agus M mengatakan, dalam APBD tahun ini tidak ada anggaran untuk pembelian mobil pemadam kebakaran. “Padahal kami sangat membutuhkan kendaraan tersebut,” ujar Uba di ruang kerjanya, Rabu (18/1).
Uba mengatakan, pengadaan kelengkapan UPT Damkar tahun ini pihaknya tidak mengajukan mobil pemadam kebakaran karena anggaran UPT Damkar di bawah Rp 1 miliar. Sedangkan harga mobil pemadam kebakaran ukuran kecil Rp 1,2 miliar dan ukuran besar Rp 1,7 miliar.
Meski anggaran yang dimiliki tidak dapat digunakan untuk membeli mobil pemadam kebakaran, lanjut dia, pihaknya terus berusaha mencari bantuan dari Pemprov Banten dan pemerintah pusat. UPT Damkar juga membutuhkan 10 alat pemadam ringan atau apar, 15 kasur lipat untuk tidur, selang pemadam kebakaran, dan semprotan air berukuran besar dan kecil, serta perlu 30 personel. “Tapi, yang disetujui hanya 23 orang. Untuk perekrutannya, kami masih merumuskan harus seperti apa,” terangnya. Saat ini, personel pemadam kebakaran yang berstatus PNS baru tiga orang.
Kepala Dinas Tata Kota Serang M Ridwan mengatakan, tahun ini dinasnya akan fokus pada penataan personel di UPT Damkar dan tidak ada anggaran untuk pembelian mobil pemadam kebakaran. “Yang akan dibeli adalah kendaraan operasional UPT Damkar,” ungkapnya.
Ia menginformasikan, sampai saat ini UPT Damkar masih berada di kantor Dinas Tata Kota. “Yang pertama kami akan fokus pada personel. Percuma kalau ada sarana dan prasarananya tetapi personelnya belum ada. Siapa yang mau menggunakan sarana dan prasarana itu. Setelah personel, baru dipikirkan sarana dan prasarana, kemudian baru pelatihan bagi personel bagaimana menggunakan peralatan yang ada,” jelas Ridwan. (nna/yes/ags)
Pantauan Radar Banten di lokasi kejadian, akibat kejadian itu Jalan Lingkar Selatan mengalami kemacetan. Sejumlah polisi dan petugas pemadam kebakaran terlihat di lokasi. Para pengguna jalan memperhatikan SPBU yang terbakar itu. Bahkan ada yang berhenti untuk melihat lebih dekat kebakaran itu.
Berdasarkan keterangan petugas SPBU, Emin, kejadian bermula ketika dia sedang melayani pembeli yang mengendarai mobil Avanza Nopol 1690 H yang dikemudikan Bahaudin (33) warga Kampung Sabrang, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon. “Begitu giliran mobil Avanza itu, saya melayani seperti biasa. Sopir memberikan uang Rp 150 ribu untuk membeli bensin. Kamudian saya mengambil nozzle (alat yang dimasukkan ke tangki bensin mobil-red),” kata Emin kepada wartawan, Rabu (21/12).
Emin menjelaskan, saat mengisi bensin mesin mobil Avanza tidak dimatikan. Sopir juga tidak turun dari mobil. Setelah membuka tutup tangki bensin mobil, nozzle dimasukkan untuk pengisian bensin. Tetapi tiba-tiba mobil yang dikemudikan Bahaudin berjalan padahal pengisian bensin masih berlangsung. “Saya juga tidak mengerti kenapa sopir menjalankan mobil. Padahal pengisian bensin belum selesai. Tangan saya terjepit akibat menahan nozzle yang ditarik mobil,” ujarnya.
Emin melanjutkan, berusaha memukul samping mobil untuk memberitahukan kepada Bahaudin, tetapi mobil itu jalan terus. “Akibatnya selang yang menghubungkan antara mesin pompa bensin dengan nozzle jebol. Saat itu terjadi percikan api sehingga menyambar bensin,” ujarnya.
Diduga percikan api berasal dari kabel yang terputus. Sementara mobil Avanza yang dikemudikan Bahaudin terus berjalan ke luar SPBU dan baru berhenti di pinggir jalan, tidak jauh dari SPBU. Saat api menyala petugas Pertamina yang sedang mengirim bensin ke SPBU langsung menyiramkan apar ke arah api sehingga api tidak menjalar ke mana-mana.
Sopir Avanza, Bahaudin, seusai kejadian terlihat gugup. Ia seolah tidak percaya dengan kejadian yang baru saja dilihatnya itu. Sesekali ia menggaruk-garukkan kepala. Sesekali dia juga meremas-remas jari tangan. “Ini musibah Pak. Saya pasrah. Saya tidak menyangka terjadi kejadian ini,” ujar Bahaudin.
Dijelaskan, saat kejadian dirinya seolah tidak ingat sedang mengisi bensin. Ia mengaku seolah-olah ada yang menggerakkan agar mobil yang dikendarai melaju. “Saya ini sopir angkot. Sudah sering mengisi bensin (di SPBU-red). Memang biasanya mesin mobil dimatikan dulu dan direm tangan, tetapi kali ini tidak dilakukan. Saya juga tidak tahu kenapa seperti itu,” katanya.
Kata dia, hanya disuruh untuk membawa rombongan keluarga berziarah ke Batu Quran, Kabupaten Pandeglang. Sementara mobil itu dapat sewa (rental). “Tadinya lumayan ada tarikan tambahan, tetapi malah jadi musibah,” ungkapnya.
Kanit II Reskrim Polres Serang Ipda Renza Aktadivia mengatakan, akan melakukan penyelidikan terhadap peristiwa itu. Ia mensinyalir kejadian itu akibat kelalaian sopir dan petugas SPBU saat pengisian bensin terjadi. “Semua saksi dimintai keterangan termasuk sopir dan petugas SPBU. Kami belum bisa menyimpulkan. Semuanya perlu pendalaman,” katanya. (jah/alt/ags)